Monday 15 August 2011

SUJUD SYUKUR

DEFINASI
Sujud Syukur ialah sujud terima kasih kerana mendapat nikmat (keuntungan) atau terhindar daripada bahaya dan kesusahan yg besar.

Waktunya
Sujud Syukur disunatkan sewaktu mendapat keuntungan atau sewaktu terhindar daripada bencana dan sebagainya

Dalilnya
Daripada saidina Abu Bakar r.a. menceritakan bahawa Nabi Mohammad s.a.w. Apabila datang kepada beliau sesuatu yang mengembirakan atau khabar yang baik, beliau terus sujud berterima kasih kepada Allah taala. Hadis diriwayatkan oleh Abu Daud dan Termidzi r.a.

Rukunnya
1 Niat
2 Takbiratulihram
3 Sujud
4 Memberi salam

Syarat-syaratnya
Disyaratkan sujud syukur dengan beberapa syarat :
a. Suci dari hadath besar dan kecil
b. Suci dari najis samaada di badan, pakaian dan tempat
c. Menghadap ke kiblat
d. Menutup aurat

Cara-cara melakukannya.

Pertama : Niat, SAHAJA AKU SUJUD SYUKUR KERANA ALLAH TAALA
Kedua : Mengangkat takbiratulihram, ( ALLAHUAKBAR )
Ketiga : Sujud, sepertimana sujud dalam Solat

Bacaan dalam sujud

1. SUBHANALLAH WALHAMDULILLAH WALA ILAHA ILLALLAH HUWALLAHU AKBAR 3kali

2. Kemudian berdoa di dalam hati dalam bahasa melayu (peringatan kalau dilafazkan dalam bahasa melayu batal sujud syukur tersebut)

A. YA ALLAH KAMI BERSYUKUR DI ATAS KURNIAAN DAN NIKMATMU

B. YA ALLAH KAMI BERSYUKUR DENGAN REZEKI YANG TELAH ENGKAU BERIKAN KEPADA KAMI

C. YA ALLAH AMPUNLAH DOSA-DOSA KAMI, KEDUA IBU BAPA DAN ORANG-ORANG YANG BERIMAN

D. YA ALLAH JAUHILAH RUMAH DAN TEMPAT KERJA KAMI DARI BENCANA DAN MALAPETAKA

E. YA ALLAH KAMI BERJANJI UNTUK MENTAATI SEGALA PERINTAH-MU DAN MENJAUHI SEGALA LARANGAN-MU

Keempat : Duduk selepas sujud lalu memberi salam.

p/s: Kredit to http://en.netlog.com/danishshark73/blog/blogid=3133309

Sujud Sahwi Sebelum ataukah Sesudah Salam?


Shidiq Hasan Khon rahimahullah berkata, “Hadits-hadits tegas yang menjelaskan mengenai sujud sahwi kadang menyebutkan bahwa sujud sahwi terletak sebelum salam dan kadang pula sesudah salam. Hal ini menunjukkan bahwa boleh melakukan sujud sahwi sebelum ataukah sesudah salam. Akan tetapi lebih bagus jika sujud sahwi ini mengikuti cara yang telah dicontohkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Jika ada dalil yang menjelaskan bahwa sujud sahwi ketika itu sebelum salam, maka hendaklah dilakukan sebelum salam. Begitu pula jika ada dalil yang menjelaskan bahwa sujud sahwi ketika itu sesudah salam, maka hendaklah dilakukan sesudah salam. Selain hal ini, maka di situ ada pilihan. Akan tetapi, memilih sujud sahwi sebelum atau sesudah salam itu hanya sunnah (tidak sampai wajib, pen).”[1]

Intinya, jika shalatnya perlu ditambal karena ada kekurangan, maka hendaklah sujud sahwi dilakukan sebelum salam. Sedangkan jika shalatnya sudah pas atau berlebih, maka hendaklah sujud sahwi dilakukan sesudah salam dengan tujuan untuk menghinakan setan.

Adapun penjelasan mengenai letak sujud sahwi sebelum ataukah sesudah salam dapat dilihat pada rincian berikut.
1.Jika terdapat kekurangan pada shalat –seperti kekurangan tasyahud awwal-, ini berarti kekurangan tadi butuh ditambal, maka menutupinya tentu saja dengan sujud sahwi sebelum salam untuk menyempurnakan shalat. Karena jika seseorang sudah mengucapkan salam, berarti ia sudah selesai dari shalat.
2.Jika terdapat kelebihan dalam shalat –seperti terdapat penambahan satu raka’aat-, maka hendaklah sujud sahwi dilakukan sesudah salam. Karena sujud sahwi ketika itu untuk menghinakan setan.
3.Jika seseorang terlanjur salam, namun ternyata masih memiliki kekurangan raka’at, maka hendaklah ia menyempurnakan kekurangan raka’at tadi. Pada saat ini, sujud sahwinya adalah sesudah salam dengan tujuan untuk menghinakan setan.
4.Jika terdapat keragu-raguan dalam shalat, lalu ia mengingatnya dan bisa memilih yang yakin, maka hendaklah ia sujud sahwi sesudah salam untuk menghinakan setan.
5.Jika terdapat keragu-raguan dalam shalat, lalu tidak nampak baginya keadaan yang yakin. Semisal ia ragu apakah shalatnya empat atau lima raka’at. Jika ternyata shalatnya benar lima raka’at, maka tambahan sujud tadi untuk menggenapkan shalatnya tersebut. Jadi seakan-akan ia shalat enam raka’at, bukan lima raka’at. Pada saat ini sujud sahwinya adalah sebelum salam karena shalatnya ketika itu seakan-akan perlu ditambal disebabkan masih ada yang kurang yaitu yang belum ia yakini.

Tata Cara Sujud Sahwi

Sebagaimana telah dijelaskan dalam beberapa hadits bahwa sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud di akhir shalat –sebelum atau sesudah salam-. Ketika ingin sujud disyariatkan untuk mengucapkan takbir “Allahu akbar”, begitu pula ketika ingin bangkit dari sujud disyariatkan untuk bertakbir.

Contoh cara melakukan sujud sahwi sebelum salam dijelaskan dalam hadits ‘Abdullah bin Buhainah,

فَلَمَّا أَتَمَّ صَلَاتَهُ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ فَكَبَّرَ فِي كُلِّ سَجْدَةٍ وَهُوَ جَالِسٌ قَبْلَ أَنْ يُسَلِّمَ

“Setelah beliau menyempurnakan shalatnya, beliau sujud dua kali. Ketika itu beliau bertakbir pada setiap akan sujud dalam posisi duduk. Beliau lakukan sujud sahwi ini sebelum salam.” (HR. Bukhari no. 1224 dan Muslim no. 570)

Contoh cara melakukan sujud sahwi sesudah salam dijelaskan dalam hadits Abu Hurairah,

فَصَلَّى رَكْعَتَيْنِ وَسَلَّمَ ثُمَّ كَبَّرَ ثُمَّ سَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ فَرَفَعَ ثُمَّ كَبَّرَ وَسَجَدَ ثُمَّ كَبَّرَ وَرَفَعَ

“Lalu beliau shalat dua rakaat lagi (yang tertinggal), kemudia beliau salam. Sesudah itu beliau bertakbir, lalu bersujud. Kemudian bertakbir lagi, lalu beliau bangkit. Kemudian bertakbir kembali, lalu beliau sujud kedua kalinya. Sesudah itu bertakbir, lalu beliau bangkit.” (HR. Bukhari no. 1229 dan Muslim no. 573)

Sujud sahwi sesudah salam ini ditutup lagi dengan salam sebagaimana dijelaskan dalam hadits ‘Imron bin Hushain,

فَصَلَّى رَكْعَةً ثُمَّ سَلَّمَ ثُمَّ سَجَدَ سَجْدَتَيْنِ ثُمَّ سَلَّمَ.

“Kemudian beliau pun shalat satu rakaat (menambah raka’at yang kurang tadi). Lalu beliau salam. Setelah itu beliau melakukan sujud sahwi dengan dua kali sujud. Kemudian beliau salam lagi.” (HR. Muslim no. 574)

Apakah ada takbiratul ihrom sebelum sujud sahwi?

Sujud sahwi sesudah salam tidak perlu diawali dengan takbiratul ihrom, cukup dengan takbir untuk sujud saja. Pendapat ini adalah pendapat mayoritas ulama. Landasan mengenai hal ini adalah hadits-hadits mengenai sujud sahwi yang telah lewat.

Ibnu Hajar Al Asqolani rahimahullah berkata, “Para ulama berselisih pendapat mengenai sujud sahwi sesudah salam apakah disyaratkan takbiratul ihram ataukah cukup dengan takbir untuk sujud? Mayoritas ulama mengatakan cukup dengan takbir untuk sujud. Inilah pendapat yang nampak kuat dari berbagai dalil.”[2]

Apakah perlu tasyahud setelah sujud kedua dari sujud sahwi?

Pendapat yang terkuat di antara pendapat ulama yang ada, tidak perlu untuk tasyahud lagi setelah sujud kedua dari sujud sahwi karena tidak ada dalil dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menerangkan hal ini. Adapun dalil yang biasa jadi pegangan bagi yang berpendapat adanya, dalilnya adalah dalil-dalil yang lemah.

Jadi cukup ketika melakukan sujud sahwi, bertakbir untuk sujud pertama, lalu sujud. Kemudian bertakbir lagi untuk bangkit dari sujud pertama dan duduk sebagaimana duduk antara dua sujud (duduk iftirosy). Setelah itu bertakbir dan sujud kembali. Lalu bertakbir kembali, kemudian duduk tawaruk. Setelah itu salam, tanpa tasyahud lagi sebelumnya.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, “Tidak ada dalil sama sekali yang mendukung pendapat ulama yang memerintahkan untuk tasyahud setelah sujud kedua dari sujud sahwi. Tidak ada satu pun hadits shahih yang membicarakan hal ini. Jika memang hal ini disyariatkan, maka tentu saja hal ini akan dihafal dan dikuasai oleh para sahabat yang membicarakan tentang sujud sahwi. Karena kadar lamanya tasyahud itu hampir sama lamanya dua sujud bahkan bisa lebih. Jika memang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan tasyahud ketika itu, maka tentu para sahabat akan lebih mengetahuinya daripada mengetahui perkara salam, takbir ketika akan sujud dan ketika akan bangkit dalam sujud sahwi. Semua-semua ini perkara ringan dibanding tasyahud.”[3]

Do’a Ketika Sujud Sahwi

Sebagian ulama menganjurkan do’a ini ketika sujud sahwi,

سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو

“Subhana man laa yanaamu wa laa yas-huw” (Maha Suci Dzat yang tidak mungkin tidur dan lupa).[4]

Namun dzikir sujud sahwi di atas cuma anjuran saja dari sebagian ulama dan tanpa didukung oleh dalil. Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan,

قَوْلُهُ : سَمِعْت بَعْضَ الْأَئِمَّةِ يَحْكِي أَنَّهُ يَسْتَحِبُّ أَنْ يَقُولَ فِيهِمَا : سُبْحَانَ مَنْ لَا يَنَامُ وَلَا يَسْهُو - أَيْ فِي سَجْدَتَيْ السَّهْوِ - قُلْت : لَمْ أَجِدْ لَهُ أَصْلًا .

“Perkataan beliau, “Aku telah mendengar sebagian ulama yang menceritakan tentang dianjurkannya bacaan: “Subhaana man laa yanaamu wa laa yas-huw” ketika sujud sahwi (pada kedua sujudnya), maka aku katakan, “Aku tidak mendapatkan asalnya sama sekali.” (At Talkhis Al Habiir, 2/6)

Sehingga yang tepat mengenai bacaan ketika sujud sahwi adalah seperti bacaan sujud biasa ketika shalat. Bacaannya yang bisa dipraktekkan seperti,

سُبْحَانَ رَبِّىَ الأَعْلَى

“Subhaana robbiyal a’laa” [Maha Suci Allah Yang Maha Tinggi][5]

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ ، اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِى

“Subhaanakallahumma robbanaa wa bi hamdika, allahummagh firliy.” [Maha Suci Engkau Ya Allah, Rabb kami, dengan segala pujian kepada-Mu, ampunilah dosa-dosaku][6]

Dalam Mughnil Muhtaj –salah satu kitab fiqih Syafi’iyah- disebutkan, “Tata cara sujud sahwi sama seperti sujud ketika shalat dalam perbuatann wajib dan sunnahnya, seperti meletakkan dahi, thuma’ninah (bersikap tenang), menahan sujud, menundukkan kepala, melakukan duduk iftirosy[7] ketika duduk antara dua sujud sahwi, duduk tawarruk[8] ketika selesai dari melakukan sujud sahwi, dan dzikir yang dibaca pada kedua sujud tersebut adalah seperti dzikir sujud dalam shalat.”

Sebagaimana pula diterangkan dalam fatwa Al Lajnah Ad Daimah (komisi fatwa di Saudi Arabia) ketika ditanya, “Bagaimanakah kami melakukan sujud sahwi?”

Para ulama yang duduk di Al Lajnah Ad Daimah menjawab, “Sujud sahwi dilakukan dengan dua kali sujud setelah tasyahud akhir sebelum salam, dilakukan sebagaimana sujud dalam shalat. Dzikir dan do’a yang dibaca ketika itu adalah seperti ketika dalam shalat. Kecuali jika sujud sahwinya terdapat kekurangan satu raka’at atau lebih, maka ketika itu, sujud sahwinya sesudah salam. Demikian pula jika orang yang shalat memilih keraguan yang ia yakin lebih kuat,maka yang afdhol baginya adalah sujud sahwi sesudah salam. Hal ini berlandaskan berbagai hadits shahih yang membicarakan sujud sahwi. Wabillahit taufiq, wa shallallahu ‘ala nabiyyina Muhammad wa aalihi wa shohbihi wa sallam.”[9]

Jika Lupa Melakukan Sujud Sahwi, Apakah Shalatnya Mesti Diulangi?

Mengenai masalah ini kita dapat bagi menjadi dua keadaan:

Keadaan pertama: Jika sujud sahwi yang ditinggalkan sudah lama waktunya, namun wudhunya belum batal.

Dalam keadaan seperti ini –menurut pendapat yang lebih kuat- selama wudhunya masih ada, maka shalatnya tadi masih tetap teranggap dan ia melakukan sujud sahwi ketika ia ingat meskipun waktunya sudah lama. Inilah pendapat Imam Malik, pendapat yang terdahulu dari Imam Asy Syafi’i, Yahya bin Sa’id Al Anshori, Al Laits, Al Auza’i, Ibnu Hazm dan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah[10].[11]

Di antara alasan pendapat di atas adalah:

Pertama: Karena jika kita mengatakan bahwa kalau sudah lama ia meninggalkan sujud sahwi, maka ini sebenarnya sulit dijadikan standar. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri pernah dalam lupa sehingga hanya mengerjakan dua atau tiga raka’at, setelah itu malah beliau ngobrol-ngobrol, lalu keluar dari masjid, terus masuk ke dalam rumah. Lalu setelah itu ada yang mengingatkan. Lantas beliau pun mengerjakan raka’at yang kurang tadi. Setelah itu beliau melakukan sujud sahwi. Ini menunjukkan bahwa beliau melakukan sujud sahwi dalam waktu yang lama. Artinya waktu yang lama tidak bisa dijadikan.

Kedua: Orang yang lupa –selama wudhunya masih ada- diperintahkan untuk menyempurnakan shalatnya dan diperintahkan untuk sujud sahwi. Meskipun lama waktunya, sujud sahwi tetap diwajibkan. Hal ini berdasarkan keumuman sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

مَنْ نَسِىَ صَلاَةً أَوْ نَامَ عَنْهَا فَكَفَّارَتُهَا أَنْ يُصَلِّيَهَا إِذَا ذَكَرَهَا

“Barangsiapa yang lupa mengerjakan shalat atau ketiduran, maka kafarohnya (penebusnya) adalah hendaklah ia shalat ketika ia ingat.” (HR. Muslim no. 684)

Keadaan kedua: Jika sujud sahwinya ditinggalkan dan wudhunya batal.

Untuk keadaan kedua ini berarti shalatnya batal hal ini berdasarkan kesepakatan para ulama. Orang seperti berarti harus mengulangi shalatnya. Kecuali jika sujud sahwi yang ditinggalkan adalah sujud sahwi sesudah salam dikarenakan kelebihan mengerjakan raka’at, maka ia boleh melaksanakan sujud sahwi setelah ia berwudhu kembali. [12]

Jika Lupa Berulang Kali dalam Shalat

Jika seseorang lupa berulang kali dalam shalat, apakah ia harus berulang kali melakukan sujud sahwi? Jawabannya, hal ini tidak diperlukan.

Ulama Syafi’iyah, ‘Abdul Karim Ar Rofi’i rahimahullah mengatakan, “Jika lupa berulang kali dalam shalat, maka cukup dengan sujud sahwi (dua kali sujud) di akhir shalat.”[13]

Sujud Sahwi Ketika Shalat Sunnah

Sujud sahwi ketika shalat sunnah sama halnya dengan shalat wajib, yaitu sama-sama disyari’atkan. Karena dalam hadits yang membicarakan sujud sahwi menyebutkan umumnya shalat, tidak membatasi pada shalat wajib saja.

Asy Syaukani rahimahullah menjelaskan, “Sebagaimana dikatakan dalam hadits ‘Abdurrahman bin ‘Auf,

إذَا شَكَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلَاتِهِ

“Jika salah seorang di antara kalian ragu-ragu dalam shalatnya.” Hadits ini menunjukkan bahwa sujud sahwi itu disyariatkan pula dalam shalat sunnah sebagaimana disyariatkan dalam shalat wajib (karena lafazh dalam hadits ini umum). Inilah yang dipilih oleh jumhur (mayoritas) ulama yang dulu dan sekarang. Karena untuk menambal kekurangan dalam shalat dan untuk menghinakan setan juga terdapat dalam shalat sunnah sebagaimana terdapat dalam shalat wajib.”[14]

Semoga sajian ini bermanfaat bagi pembaca setian rumaysho.com sekalian.

Insya Allah pembahasan kali ini masih kami lanjutkan dengan hukum sujud sahwi dalam shalat jama’ah. Harap sabar menanti. Semoga Allah selalu memberkahi dalam ilmu dan amal.

Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.



Artikel www.rumaysho.com

Diselesaikan di Panggang-GK, 23 Jumadits Tsani 1431 H (05/06/2010)

Al Faqir Ilallalh: Muhammad Abduh Tuasikal


--------------------------------------------------------------------------------

[1] Ar Roudhotun Nadiyyah Syarh Ad Durorul Bahiyah, Shidiq Hasan Khon, 1/182, Darul ‘Aqidah, cetakan pertama, 1422 H.

[2] Fathul Bari, Ibnu Hajar Al Asqolani, 3/99, Darul Ma’rifah, 1379.

[3] Dialihbahasakan secara bebas dari Majmu’ Al Fatawa, 23/49.

[4] Bacaan sujud sahwi semacam ini di antaranya disebutkan oleh An Nawawi rahimahullah dalam Roudhotuth Tholibiin, 1/116, Mawqi’ Al Waroq.

[5] HR. Muslim no. 772

[6] HR. Bukhari no. 817 dan Muslim no. 484

[7] Duduk iftirosy adalah keadaan duduk seperti ketika tasyahud awwal, yaitu kaki kanan ditegakkan, sedangkan kaki kiri diduduki pantat.

[8] Duduk tawaruk adalah duduk seperti tasyahud akhir, yaitu kaki kanan ditegakkan sedangkan kaki kiri berada di bawah kaki kanan.

[9] Yang menandatangani fatwa ini: Syaikh ‘Abdul ‘Aziz bin ‘Abdillah bin Baz sebagai ketua; Syaikh ‘Abdur Rozaq ‘Afifi sebagai wakil ketua; dan Syaikh ‘Abdullah bin Qu’ud sebagai anggota. Fatwa Al Lajnah Ad Daimah lil Buhuts Al ‘Ilmiyyah wal Ifta’ soal ketujuh, fatwa no. 8540, 7/129.

[10] Namun Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengkhususkan jika memang sujud sahwinya terletak sesudah salam, inilah yang beliau bolehkan. Lihat Majmu’ Al Fatawa, 23/32.

[11] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/466.

[12] Lihat Shahih Fiqh Sunnah, 1/466.

[13] Fathul ‘Aziz Syarh Al Wajiz, Abul Qosim Abdul Karim bin Muhammad Ar Rofi’i, 4/172, Darul Fikr

[14] Nailul Author, Muhammad bin ‘Ali Asy Syaukani, 3/144, Idarotuth Thoba’ah Al Muniirah.

p/s:Kredit to http://rumaysho.com/hukum-islam/shalat/3073-panduan-sujud-sahwi-2-tata-cara-sujud-sahwi.html

Silap Baca Quran Batalkah Solat?

Mazhab Hanafi dan kebanyakan ulama Syafie berpandangan dengan pandangan yang agak keras apabila mereka berijtihad bahawa solat si imam adalah batal, terutamanya apabila makna ayat itu berubah atau tiada makna. Malah sekiranya si imam itu beri'tiqad dengan bacaan salah itu, maka ia boleh menjadi kufur. Tetapi jika tersilap dan diulangi maka solat adalah sah.( Ad-Durrul Mukhtar, 1/589; Rawdah at-Tolibin, hlm 109, cet Dar Ibn Hazm)

Manakala kebanyakan ulama mutaakhir menyebut kesilapan dalam tajwid dan makhraj serta tatabahasa di dalam bacaan ayat quran, tidak membatalkan solat. Bagaimanapun sekiranya bertukar huruf yang mudah disebut kepada huruf yang lain seperti "solehat" kepada "tolehat", maka solat adalah batal secara sepakat ulama. Adapun, jika huruf yang sememangnya agak sukar di lafazkan seperti ‘sin' dengan ‘shim' atau bertukar ‘shod' kepada ‘sin' dalam bacaan fatihah. Ia tidak membatalakan solat kerana umum al-balwa (perkara silap yang sukar dielakkan).

Tidak membaca "tasydid" pada bacaan al-fatihah seperti (iyyaka na'budu) dibaca (iyaka na'budu) atau (rabbil ‘alamin) dibaca ( rabil ‘alamin) akan merosakkan solat.

Manakala Mazhab Hanbali berijtihad bahawa sebarang kesilapan di dalam bacaan imam yang menukar erti ayat selain pada bacaan al-Fatihah tidak membatalkan solat. Silap dalam fatihah pasti membatalkan solat. ( Al-Mughni, 2/198)

Bagi mengelakkan masalah ini berbangkit, setelah melihat yang paling mengetahui ilmu tentang hukum solat, Nabi SAW amat menggalakkan individu yang layak menjadi imam adalah paling baik bacaannya di samping syarat-syarat yang lain. Berdasarkan hadith : ertinya " "menjadi imam bagi sesuatu kaum adalah yang paling baik bacaan al-Qurannya, sekiranya bacaannya sama, maka yang lebih mengetahui perihal sunnah" ( Riwayat al-Jamaah kecuali al-Bukhari, Nasb ar-Rayah, 2/24)

Sekian

Ust Zaharuddin Abd Rahman

p/s: Kredit to http://soalsolatumum.blogspot.com/2011/06/silap-baca-quran-batalkah-solat.html

Asnaf Zakat

Skop agihan zakat Lembaga Zakat Selangor (MAIS) berdasarkan yang telah ditetapkan oleh syara’. Asnaf tersebut seperti mana yang dijelaskan dalam surah At-Taubah ayat 60:



“Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dipujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”

Siapa Yang Layak Menerima Zakat

Zakat akan diagihkan kepada beberapa asnaf. Asnaf-asnaf tersebut ialah:

Asnaf Fakir

Fakir ialah orang Islam yang tidak mempunyai harta hasil usaha (pekerjaan) yang halal dan layak dengannya untuk memenuhi keperluan dirinya dan tanggungannya termasuklah makanan, pakaian, tempat tinggal dan keperluan-keperluan lain.


Asnaf Miskin

Miskin ialah orang Islam yang mempunyai harta dan hasil usaha (pekerjaan) yang halal dan layak dengannya tetapi masih tidak mencukupi untuk menanggung keperluan dirinya dan tanggungannya.


Asnaf Amil

Orang yang dilantik / ditauliahkan oleh Sultan atau Naibnya untuk penyelenggaraan hal-hal zakat.


Asnaf Muallaf

Orang yang baru memeluk Islam iaitu “orang yang dijinakkan hatinya” dengan diberi bantuan supaya mereka teguh mencintai Islam.


Asnaf Riqab

Iaitu hamba mukatab yang ingin memerdekakan dirinya.


Asnaf Gharimin

Orang Islam yang berhutang untuk memenuhi keperluan asasi bagi permasalahan diri atau keluarga tanggungannya atau orang yang berhutang untuk menyelesaikan masalah masyarakat dan memerlukan:
Orang yang berhutang itu tidak mampu menjelaskan hutangnya.
Hutang itu hendaklah dalam perkara taat yang diharuskan syarak.
Hutang telah sampai tempoh untuk dijelaskan.


Asnaf Fisabilillah

Fisabililah ialah tiap-tiap perbuatan / perkara yang menjurus kepada keperluan dan masalah untuk menegakkan syiar Islam.


Asnaf Ibnu Sabil

Orang Islam yang kehabisan perbelanjaan dalam perjalanan atau orang yang hendak memulakan perjalanan sedangkan ia tidak mempunyai belanja dengan syarat:
Ia mengembara dari negeri tempat tinggalnya.
Pengembaraan diharuskan oleh syarak.


p/s: kredit to http://www.e-zakat.com.my/info-zakat/asnaf-zakat/

Sunday 14 August 2011

SOLAT-SOLAT SUNAT

SOLAT SUNAT AWWABIN
SOLAT SUNAT RAWATIB
SOLAT SUNAT HAJAT
SOLAT SUNAT ISTIKHARAH
SOLAT SUNAT TAHAJJUD
SOLAT SUNAT DHUHA
SOLAT SUNAT TASBIH
SOLAT SUNAT WITIR
SOLAT SUNAT ISTISQA'
SOLAT SUNAT TAUBAT


SOLAT SUNAT AWWABIN



Bagi memelihara keteguhan iman dan menghapuskan dosa, adalah digalakkan melakukan solat sunat Awwabin/Hizful Iman sebanyak 4 rakaat (2 salam) atau 6 rakaat ( 3 salam). Dilakukan sebelum bercakap-cakap selepas fardhu Maghrib.


Fadhilat Solat Awwabin

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ صَلَّى بَعْدَ الْمَغْرِبِ سِتَّ رَكَعَاتٍ لَمْ يَتَكَلَّمْ فِيمَا بَيْنَهُنَّ بِسُوءٍ عُدِلْنَ لَهُ بِعِبَادَةِ ثِنْتَيْ عَشْرَةَ سَنَةً

Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW telah bersabda ; "Sesiapa yang bersembahyang enam rakaat sesudah Maghrib tiada diselang antaranya dengan sesuatu bicara nescaya samalah pahalanya dengan ibadat dua belas tahun.'Riwayat Ibnu Majah, Ibn Khuzaimah dan At-Turmuzi.

Sebelum mendirikan solat, sunat membaca doa berikut ;




Ertinya :
Selamat datang kepada malaikat yang bertugas malam, selamat datang kepada dua malaikat pencatat yang mulia, tulislah dalam rekodkau bahawa Aku bersaksi bahawa Tiada Tuhan yang disembah melainkan Allah, dan aku bersaksi bahawa Muhammad itu hambaNya dan UtusanNya, Aku bersaksi bahawa syurga itu benar, neraka itu benar, kalam itu benar, Aku bersaksi bahawa qiamat itu benar dan pasti akan datang, tidak ragu-ragu lagi, Allah akan bangkitkan mayat dari kubur. Ya Allah simpanlah di sisiMu penyaksian ini untuk hari yang aku perlukan padanya.Ya Allah simpanlah dengannya amalanku, ampunlah dengannya dosaku, beratlah dengannya timbanganku, yang baik, dan pastikanlah dengannya pencapaian cita-citaku dan perkenanlah untukku Ya Allah Tuhan Yang Maha Pemurah.


Lafaz Niat Sembahyang Sunnat Awwabin

a) Pada dua rakaat yang pertama

أصَلِّي سُنَّةَ حِفْظِ الِإيْمَانِ مَعَ الأَوَّابِينَ رَكَعَتَيْنِ لِلهِ تَعالىَ
(Sahaja Aku solat sunat Awwabinn serta memelihara iman, 2 rakaat kerana Allah Taala)

Bacalah selepas membaca Al-Fatihah pada kedua-dua rakaat

1. Surah al-Qadr 1 kali
2. Surah al-Ikhlas 6 kali
3. Surah al-Falaq 1 kali
4. Surah al-Naas 1 kali

selepas itu beri salam, baca doa ini..



اَللَّهُمَّ إِنِّي أَسْتَوْدِعُكَ إِيْمَانِي فِي حَيَاتِي وَعِنْدَ مَمَاتِي وَبَعْدَ مَمَاتِي، فَاحْفَظْهُ عَلَيَّ إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَئٍ قَدِير


Ya Allah! Sesungguhnya Aku menyerahkan imanku kepada peliharaan Mu, maka imanku itu,
semasa hidupku, semasa matiku, dan selepas matiku. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu."

b) Pada dua rakaat yang kedua

أصَلِّي سُنَّةَ َ الأَوَّابِينَ رَكَعَتَيْنِ لِلهِ تَعالىَ

Sahaja aku sembahyang sunnat awwabin dua rakaat kerana Allah Ta'ala

Selepas membaca al-Fatihah pada rakaat yang pertama, bacalah surah al-Kafirun dan pada rakaat kedua selepas al-Fatihah bacalah surah al-Ikhlas.

c) Pada dua rakaat yang ketiga

أصَلِّي سُنَّةَ الأَوَّابِينَ مَعَ الإِسْتِخَارَةِ رَكَعَتَيْنِ لِلهِ تَعالىَ

(Sahaja aku solat sunat awwabin serta Istikharah 2 rakaat kerana Allah Taala)


Selepas membaca al-Fatihah pada rakaat yang pertama, bacalah surah al-Kafirun dan pada rakaat kedua selepas al-Fatihah bacalah surah al-Ikhlas.


SOLAT SUNAT RAWATIB

Solat Sunat Rawatib mengiringi solat fardu sebelum ataupun selepas. Tujuannya ialah untuk mencari keredaan Allah, di samping menampung kekurangan-kekurangan dalam solat fardu.

FARDHU SEBELUM
HUKUM SELEPAS
HUKUM

Subuh 2 rakaat Muakkat Tiada Tiada
Zohor @ Jumaat 4 rakaat
2 rakaat Muakkat - 2 rakaat 4 rakaat
2 rakaat Muakkat - 2 rakaat
Asar 4 rakaat Tidak Muakkat Tiada sembahyang sunat diharamkan selepas fardu Asar hingga terbenam matahari)
Maghrib 2 rakaat Tidak Muakkat 2 rakaat Muakkat
Isyak 2 rakaat tidak Muakkat 2 rakaat Muakkat

عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ قَالَ حَفِظْتُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ رَكَعَاتٍ رَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الصُّبْحِ

Dari Ibnu Umar bahawa Rasulullah SAW tidak meninggalkan solat (sunat) 10 rakaat iaitu 2 rakaat sblm Zohor, 2 rakaat slps Zohor, 2 rakaat slps Maghrib, 2 rakaat slps Isya dan 2 rakaat sblm Subuh. Hadis riwayat Ahmad dan Turmizi (dlm riwayat yang pelbagai).

Terdapat beberapa hadis yang menerangkan mengenai kelebihan Sunat Rawatib.

عَنْ عَائِشَةَ قَالَتْ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ ثَابَرَ عَلَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً مِنْ السُّنَّةِ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ قَبْلَ الظُّهْرِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَهَا وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْمَغْرِبِ وَرَكْعَتَيْنِ بَعْدَ الْعِشَاءِ وَرَكْعَتَيْنِ قَبْلَ الْفَجْرِ

Dari Aisyah RA, Rasulullah SAW bersabda, “Sesiapa yang sentiasa (berterusan) mengerjakan solat (sunat) 12 rakaat, Allah akan membina rumah baginya di syurga ; iaitu 4 rakaat sebelum Zohor dan 2 rakaat pula selepas Zohor, serta 2 rakaat selepas Maghrib, 2 rakaat selepas Isya dan 2 rakaat sebelum Fajar.” Hadis riwayat Turmizi.


NIAT SOLAT RAWATIB
أصَلِّي سُنَّةَ الظُّهْرِ / المَغْرِبِ / العِشَاءِ قَبْلِيَةً رَكَعَتَيْنِ لِلهِ تَعالىَ
Sahaja aku menunaikan solat sunat (Zohor / Asar / Isyak / Subuh) dua rakaat Sebelum nya kerana Allah Taala.


أصَلِّي سُنَّةَ الظُّهْرِ / المَغْرِبِ / العِشَاءِ بَعْدِيَّةً رَكَعَتَيْنِ لِلهِ تَعالىَ
Sahaja aku menunaikan solat sunat (Zohor / Asar / Isyak / Subuh) dua rakaat Selepasnya kerana Allah Taala.




SOLAT SUNAT HAJAT



Imam Ahmad meriwayatkan dengan sanad shahih dari Abu Dardak bahawa Nabi saw bersabda: "Barangsiapa berwudhuk dan menyempurnakannya, kemudian bersembahyang dua rakaat dengan sempurna, maka dia diberi Allah apa saja yang diminta baik cepat ataupun lambat."

NIAT SOLAT HAJAT

أصَلِّي سُنَّةَ الحَاجَةِ رَكَعَتَيْنِ لِلهِ تَعالىَ

Sahaja aku sembahyang sunnat hajat dua rakaat kerana Allah Ta'ala



Selepas membaca al-Fatihah, dalam rakaat pertama hendaklah dibaca Ayat Qursi sementara pada rakaat kedua pula dibaca Surah Al-Ikhlas.


Apabila selesai sahaja solat, terus sujud kepada Allah dan membaca tasbih ini... kemudian bacalah doa @ mintalah apa yang kita hajatkan.

سُبْحَانَ الَّذِي لَبِسَ الْعِزَّ وَقَالَ بِهِ , سُبْحَانَ الَّذِي تَعَطَّفَ بِالْمَجْدِ وَتَكَرَّمَ بِهِ , سُبْحَانَ الَّذِي أَحْصَى كُلَّ شَيْءٍ بِعِلْمِهِ , سُبْحَانَ الَّذِي لَا يَنْبَغِي التَّسْبِيحُ إلَّا لَهُ , سُبْحَانَ ذِي الْمَنِّ وَالْفَضْلِ ,سُبْحَانَ ذِي الْعِزِّ وَالْكَرَمِ , سُبْحَانَ ذِي الطَّوْلِ , أَسْأَلُك بِمَعَاقِدِ الْعِزِّ مِنْ عَرْشِك , وَمُنْتَهَى الرَّحْمَةِ مِنْ كِتَابِك وَبِاسْمِك الْأَعْظَمِ وَجَدِّك الْأَعْلَى , وَكَلِمَاتِك التَّامَّاتِ الْعَامَّاتِ الَّتِي لَا يُجَاوِزُهُنَّ بَرٌّ وَلَا فَاجِرٌ أَنْ تُصَلِّيَ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّد

"Maha Suci Allah yang bersifat dengan kemuliaan dan Dia berfirman dengannya. Maha Suci Allah yang mempunyai sifat ketinggian dan menjadi mulia dengannya. Maha Suci Allah yang meliputi ilmuNya segala sesuatu, Maha Suci Allah yang tidak ditasbih melainNya. Maha Suci Allah yang mempunyai pemberian dan kelebihan. Maha Suci Allah yang mempunyai kebesaran dan kemuliaan. Maha Suci Allah yang mempunyai pemberian dan nikmat. Aku memohon RahmatMu dari kitabMu dan dengan namaMu yang mulia dan kehormatanMu yang tinggi dan kalimat-kalimatMu yang sempurna yang tidak dapat diatasi oleh sebarang kebaikan dan kejahatan bahawa Engkau Selawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW dan segala keluarganya.

ٍ

SOLAT SUNAT ISTIKHARAH


Solat Istikharah dilakukan bagi mengetahui penentuan tentang kebaikan dan pekerjaan yang akan oleh seseorang yang dia sendiri tidak dapat pastikan. Dengan solat ini, mudah-mudahan Allah SWT menunjukkan petandaNya, kalau baik natijahnya, diteruskan dan kalau tidak baik, tidak akan dilaksanakan.


أصَلِّي سُنَّةَ الإِسْتِخَارَةِ رَكَعَتَيْنِ لِلهِ تَعالىَ

Sengaja aku mengerjakan sembahyang istikharah dua rakaat kerana Allah Ta'ala

Setelah al-Fatihah, bacalah Surah Al-Kafirun pada rakaat pertama, sementara pada rakaat kedua bacalah Surah al-Ikhlas.

Doa Solat Istikharah

اللَّهُمَّ إنِّي أَسْتَخِيرُكَ بِعِلْمِكَ ،وَأَسْتَقْدِرُكَ بِقُدْرَتِكَ ،وَأَسْأَلُكَ مِنْ فَضْلِكَ الْعَظِيمِ فَإِنَّكَ تَقْدِرُ وَلا أَقْدِرُ، وَتَعْلَمُ وَلا أَعْلَمُ ، وَأَنْتَ عَلامُ الْغُيُوبِ ، اللَّهُمَّ إنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ ............ خَيْرٌ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ : عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ ، فَاقْدُرْهُ لِي وَيَسِّرْهُ لِي ثُمَّ بَارِكْ لِي فِيهِ ، اللَّهُمَّ وَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنَّ هَذَا الأَمْرَ ................... شَرٌّ لِي فِي دِينِي وَمَعَاشِي وَعَاقِبَةِ أَمْرِي أَوْ قَالَ : عَاجِلِ أَمْرِي وَآجِلِهِ ، فَاصْرِفْهُ عَنِّي وَاصْرِفْنِي عَنْهُ وَاقْدُرْ لِي الْخَيْرَ حَيْثُ كَانَ ثُمَّ ارْضِنِي بِهِ ،

"Ya Allah, saya memohonkan pilihan menurut pengetahuanMu dan memohonkan penetapan dengan kesuasaanMu juga saya memohonkan kurniaMu yang besar, sebab sesungguhnya Engkaulah yang Maha Mengetahui dan saya tidak mengetahui apa-apa. Engkau Maha Mengetahui segala yang ghaib. Ya Allah, jikalau di dalam ilmuMu bahawa urusan saya ini........ baik untukku dalam agamaku, kehidupanku serta akibat urusanku, maka takdirkanlah untukku dan mudahkanlah serta berikanlah berkah kepadaku di dalamnya. Sebaliknya jikala di dalam ilmumu bahawa urusan ini buruk untukku, dalam agamaku, kehidupan serta akibat urusanku, maka jauhkanlah hal itu daripadaku dan jauhkanlah aku daripadanya serta takdirkanlah untukku yang baik-baik saja dimana saja adanya, kemudian puaskanlah hatiku dengan takdirMu itu."



SOLAT SUNAT TAHAJJUD


Solat Tahajjud ialah solat apabila terjaga daripada tidur malam. Sebaik-baiknya 1/3 malam yang terakhir iaitu dalam lingkungan jam 3 @ 4 pagi.



Di antara fadhilatnya :

1. Mendapat pengawasan Allah dan menampakkan kesan ketaatan di wajahnya.
2. Dikasihi oleh para ahli ibadah dan org mukmin.
3. Percakapannya menjadi hikmah dan bijaksana.
4. Dimudahkan hisab ke atasnya.
5. Mendapat catatan amal dari tangan kanan.
6. Doanya akan dikabulkan oleh Allah SWT.

عَنْ عُبَادَةُ بْنُ الصَّامِتِ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ مَنْ تَعَارَّ مِنْ اللَّيْلِ فَقَالَ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ الْحَمْدُ لِلَّهِ وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ ثُمَّ قَالَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي أَوْ دَعَا اسْتُجِيبَ لَهُ فَإِنْ تَوَضَّأَ وَصَلَّى قُبِلَتْ صَلَاتُهُ

Dari Ubadah bin Shamit RA dari Rasulullah SAW : Sesiapa yang bangun pada malam hari dan mengucap "Tiada Tuhan selain Allah. Tidak ada sekutu baginya. Dia Pemilik Kerajaan dan segala puji hanya untukNya. Dia Maha Kuasa. Segala pujian hanya untuk Allah. Segala Keagungan hanya untuk Allah. Tiada tuhan selain Allah. Allah Maha Besar. Tiada daya dan kuasa kecuali dengan izin Allah." Kemudian mengatakan ""Ya Allah Ampunkan Kami" atau berdoa kepada Allah, maka doanya akan dikabulkan dan apabila dia berwudhuk dan mengerjakan solat malam (tahajjud), maka solatnya akan diterima. Hadis riwayat Bukhari.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَنْزِلُ رَبُّنَا تَبَارَكَ وَتَعَالَى كُلَّ لَيْلَةٍ إِلَى السَّمَاءِ الدُّنْيَا حِينَ يَبْقَى ثُلُثُ اللَّيْلِ الْآخِرُ فَيَقُولُ مَنْ يَدْعُونِي فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ مَنْ يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَهُ

Dari Abu Hurairah RA bahawa Rasulullah SAW telah bersabda : Tuhan Kami, Pemberi Berkat, Yang Maha Kuasa, turun setiap malam hingga ke langit yang paling dekat dengan kita (langit dunia) pada akhir 1/3 malam dan Dia berfirman ; Sesiapa yang berdoa kepadaKu, akan Aku Kabulkan. Sesiapa yang meminta sesuatu dariKu, akan Kuberikan. Sesiapa yang memohon kemapunan kepadaKu, akan Aku ampunkan. Hadis riwayat Bukhari dan Muslim.

Jumlah rakaat sekurang-kurangnya 2 rakaat.

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّه صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ يَعْقِدُ الشَّيْطَانُ عَلَى قَافِيَةِ رَأْسِ أَحَدِكُمْ إِذَا هُوَ نَامَ ثَلَاثَ عُقَدٍ يَضْرِبُ كُلَّ عُقْدَةٍ عَلَيْكَ لَيْلٌ طَوِيلٌ فَارْقُدْ فَإِنْ اسْتَيْقَظَ فَذَكَرَ اللَّهَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ تَوَضَّأَ انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَإِنْ صَلَّى انْحَلَّتْ عُقْدَةٌ فَأَصْبَحَ نَشِيطًا طَيِّبَ النَّفْسِ وَإِلَّا أَصْبَحَ خَبِيثَ النَّفْسِ كَسْلَانَ

Dari Abu Hurairah RA bahawa Rasulullah SAW telah bersabda ; Syaitan akan mengikat kamu dengan 3 simpulan pada belakang kepala ketika kamu tidur, Pada setiap simbpul dia berkata : Malam masih panjang, maka teruskan tidurmu. Apabila seseorang itu bangun dan mengingati Allah, maka terlepaslah satu simpul. Apabila dia berwuduk, terlepas pula simpul kedua, apabila dia mengerjakan solat, maka terlepas pula simpul yang ketiga. Dan pada pagi harinya (Subuh) dia akan bangun dengan penuh semangat dan dalam keadaan hati yang baik; sebaliknya, jika dia tidak melakukan perkara tersebut (mengingati Allah, berwuduk dan solat malam), dia akan bangun pagi dalam keadaan hati yang buruk dan malas. Hadis riwayat Bukhari dan Muslim.



Lafaz Niat Solat Sunnat Tahajjud



أصَلِّي سُنَّةَ التَهَجُّدِ رَكَعَتَيْنِ لِلهِ تَعالىَ
Sahaja aku sembahyang sunnat tahajjud dua rakaat kerana Allah Ta'ala

عَنْ طَاوُسٍ سَمِعَ ابْنَ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا قَامَ مِنْ اللَّيْلِ يَتَهَجَّدُ قَالَ اللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ لَكَ مُلْكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ مَلِكُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ الْحَقُّ وَوَعْدُكَ الْحَقُّ وَلِقَاؤُكَ حَقٌّ وَقَوْلُكَ حَقٌّ وَالْجَنَّةُ حَقٌّ وَالنَّارُ حَقٌّ وَالنَّبِيُّونَ حَقٌّ وَمُحَمَّدٌ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ حَقٌّ وَالسَّاعَةُ حَقٌّ اللَّهُمَّ لَكَ أَسْلَمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلْتُ وَإِلَيْكَ أَنَبْتُ وَبِكَ خَاصَمْتُ وَإِلَيْكَ حَاكَمْتُ فَاغْفِرْ لِي مَا قَدَّمْتُ وَمَا أَخَّرْتُ وَمَا أَسْرَرْتُ وَمَا أَعْلَنْتُ أَنْتَ الْمُقَدِّمُ وَأَنْتَ الْمُؤَخِّرُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ أَوْ لَا إِلَهَ غَيْرُكَ

Dari Thaus, beliau mendengar Ibnu Abbas RA berkata bahawa setiap kali Rasulullah SAW bangun pada malam hari untuk solat Tahajjud, Rasulullah SAW mengucapkan : Ya Allah, bagiMu segala puji. Engkau penegak langit dan bumi dan segala isinya. BagiMulah segala puji'. Bagimu kerajaan langit dan bumi serta isinya. Dan bagiMulah segala puji cahaya bagi langit dan bumi, Engkaulah yang benar, dan janjiMu adalah benar, dan syurga adalah benar, dan neraka adalah benar, dan nabi-nabi itu adalah benar, dan nabi Muhammad saw, adalah benar, dan saat hari kiamat itu adalah benar, ya Allah, kepadaMulah kami menyerah diri, kepadaMulah kami beriman, kepadaMulah kami bertawakkal, kepadaMulah kami bertaubat, Dengan pertolonganMulah kami membantah (orang kafir), kepadaMulah kami berhukum. Ampunilah kami atas kesalahan yang sudah kami lakukan dan yang belum kami lakukan, baik yang kami sembunyikan mahupun yang kami nyatakan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan yang terakhir. Tiada Tuhan melainkan Engkau. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan Allah." Hadis riwayat Bukhari.



SOLAT SUNAT DHUHA


Solat dhuha adalah sembahyang sunat 2 rakaat atau lebih. Maksimanya 12 rakaat.


عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ قَالَ أَوْصَانِي خَلِيلِي صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِثَلَاثٍ بِصِيَامِ ثَلَاثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَيْ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ

Drp Abu Hurairah, Sabda Nabi saw, "Telah berpesan kepadaku temanku (Rasulullah saw) tiga macam pesanan: Puasa 3 hari setiap bulan, sembahyang dhuha 2 rakaat dan sembahyang witir sebelum tidur" (riwayat Bukhari, Muslim dan Thabarani).


عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ صَلَّى الضُّحَى ثِنْتَيْ عَشْرَةَ رَكْعَةً بَنَى اللَّهُ لَهُ قَصْرًا مِنْ ذَهَبٍ فِي الْجَنَّةِ

Drp Anas bin Malik, Sabda Nabi SAW ; "Barang siapa sembahyang dhuha 12 rakaat, Allah akan membuat baginya istana daripada emas di syurga" (riwayat Tirmidzi & Ibnu Majah)

Rasulullah bersabda yang bermaksud,

"Siapa saja yang dapat mengerjakan solat Dhuha dengan istiqamah, akan diampuni dosanya oleh Allah, sekalipun dosa itu seluas lautan."

Rasulullah bersabda lagi,

"Solat Dhuha itu mendatangkan rezeki dan menolak kefakiran (kemiskinan), dan tidak ada yang akan memelihara solat Dhuha kecuali hanya orang-orang yang bertaubat."

Di dalam hadis yang lain pula diterangkan seperti berikut:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ:"إِنَّ فِي الْجَنَّةِ بَابًا، يُقَالُ لَهُ: الضُّحَى، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ نَادَى مُنَادٍ: أَيْنَ الَّذِينَ كَانُوا يُدِيمُونَ عَلَى صَلاةِ الضُّحَى؟ هَذَا بَابُكُمْ فَادْخُلُوهُ بِرَحْمَةِ اللَّهِ

Dari Abu Hurairah RA dari Nabi SAW , beliau bersabda : "Bahawasanya di syurga ada pintu yang dinamakan, "Dhuha." Maka jika kamu datang hari kiamat kelak, serulah (malaikat) penyeru: manakah orang-orang yang telah mengerjakan solat Dhuha? Inilah pintu kamu, silakan masuk ke dalam dengan rahmat Allah." Al-Tabrani



Niat Solat Dhuha



أصَلِّي سُنَّةَ الضُحَى رَكَعَتَيْنِ لِلهِ تَعالىَ

Sahaja aku mengerjakan sembahyang sunat dhuha dua rakaat kerana Allah Ta'ala

Selesai solat, hendaklah baca tasbih ini sebanyak 10 kali

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَلِيُّ الْعَظِيمِ عَدَدَ خَلَقِ اللَّهِ وَبِدَوَامِ مُلُكِ اللهِ

"Maha Suci Allah, segala puji bagi Allah, tiada Tuhan yang lain melainkan Allah, Allah yang Maha Besar, tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah yang Maha Besar, pujian sebanyak bilangan ciptaan Allah dan selama kekalnya Kekuasaan Allah"

Doa :

اللَّهُمَّ إِنَّ الضُّحَاءَ ضُحَاءُكَ وَالْبَهَاءَ بَهَائُكَ وَالْجَمَالَ جَمَالُكَ وَالْقُوَّةَ قُوَّتُكَ وَالْقُدْرَةَ قُدْرَتُكَ وَالْعِصْمَةَ عِصْمَتُكَ . اللَّهُمَّ إِنْ كَانَ رِزْقِي فِي الْسَمَاءِ فَأَنْزِلْهُ وَإِنْ كَانَ فِيْ الأَرْضِ فأَخْرِجْهُ وَإِنْ كَانَ مَعْسِرًا فَيَسِّرْهُ وَإِنْ كَانَ حَرَامًا فَطَهِّرْهُ وَإِنْ كَانَ بَعِيْدًا فَقَرِّبْهُ بِحَقِّ ضُحَائِكَ وَجَمَالِكَ وَقُوَّتِكَ وَقُدْرَتِكَ آتِنِي مَا أَتَيْتَ عِبَادَكَ الصَّالِحِيْنَ

"Ya Allah sesungguhnya waktu Dhuha, waktu dhuha-Mu, cahayanya cahayaMu, kerinduannya kerinduanMu, kekuatannya kekuatanMu, ya Allah sekiranya rezekiku ada di langit maka turunkannya jika ada di bumi keluarkannya.
Jika cahaya jauh pendekatannya dan jika ada hampir maka permudahkannya dengan kebenaran dhuhaMu, cahayaMu,
kekuatanMu dan kesucianMu, berikanlah kepada hamba-hambaMu yang soleh.






SOLAT SUNAT TASBIH


Solat ini disebut Solat Tasbih kerana diucapkan tasbih sebanyak 300 tasbih. Solat Tasbih dianjurkan kalau boleh tiap-tiap malam, andaikata tidak sanggup sekali seminggu, andaikata tidak sanggup, usahakan sekali sebulan, sekiranya tidak sanggup sekali sebulan, sekali setahun, kalau setahun sekali pun tidak sanggup, kerjakanlah sekali dalam seumur hidup.

Solat Sunat Tasbih dilakukan empat rakaat dengan satu salam. Elok dilakukan sebelah malam, namun boleh juga di siang hari. Harus diingat, wlaupun 4 rakaat, solat ini mengambil masa yg agak lama, kerana diselangi membaca 300 x tasbih.

عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لِلْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ يَا عَبَّاسُ يَا عَمَّاهُ أَلَا أُعْطِيكَ أَلَا أَمْنَحُكَ أَلَا أَحْبُوكَ أَلَا أَفْعَلُ بِكَ عَشْرَ خِصَالٍ إِذَا أَنْتَ فَعَلْتَ ذَلِكَ غَفَرَ اللَّهُ لَكَ ذَنْبَكَ أَوَّلَهُ وَآخِرَهُ قَدِيمَهُ وَحَدِيثَهُ خَطَأَهُ وَعَمْدَهُ صَغِيرَهُ وَكَبِيرَهُ سِرَّهُ وَعَلَانِيَتَهُ عَشْرَ خِصَالٍ أَنْ تُصَلِّيَ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ تَقْرَأُ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ فَاتِحَةَ الْكِتَابِ وَسُورَةً فَإِذَا فَرَغْتَ مِنْ الْقِرَاءَةِ فِي أَوَّلِ رَكْعَةٍ وَأَنْتَ قَائِمٌ قُلْتَ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ خَمْسَ عَشْرَةَ مَرَّةً ثُمَّ تَرْكَعُ فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ رَاكِعٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ الرُّكُوعِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَهْوِي سَاجِدًا فَتَقُولُهَا وَأَنْتَ سَاجِدٌ عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ مِنْ السُّجُودِ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَسْجُدُ فَتَقُولُهَا عَشْرًا ثُمَّ تَرْفَعُ رَأْسَكَ فَتَقُولُهَا عَشْرًا فَذَلِكَ خَمْسٌ وَسَبْعُونَ فِي كُلِّ رَكْعَةٍ تَفْعَلُ ذَلِكَ فِي أَرْبَعِ رَكَعَاتٍ إِنْ اسْتَطَعْتَ أَنْ تُصَلِّيَهَا فِي كُلِّ يَوْمٍ مَرَّةً فَافْعَلْ فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ جُمُعَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ شَهْرٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي كُلِّ سَنَةٍ مَرَّةً فَإِنْ لَمْ تَفْعَلْ فَفِي عُمُرِكَ مَرَّةً رواه أبو داود و إبن ماجه



Bacaan tasbih itu ialah :

سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ
"Maha Suci Allah dan segala puji bagi Allah, dan tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah,
Allah Maha Besar"

Solat ini dilakukan 4 rakaat, setiap satu rakaat kita baca 75 x tasbih. 4 rakaat menjadikannya 300 tasbih

Bacaan tasbih dalam satu rakaat ialah:
1. selepas baca doa Iftitah, al-Fatihah dan surah, kita baca 15 kali tasbih
2. rukuk - 10 kali tasbih
3. iktidal - 10 kali tasbih
4. sujud - 10 kali tasbih
5. duduk antara 2 sujud - 10 kali tasbih
6. sujud semula - 10 kali tasbih
7. duduk sebentar sebelum berdiri semula/selepas tahiyat awal @ akhir - 10 kali tasbih


Jadi jumpah tasbih dalam satu rakaat ialah 75 tasbih . Ulang langkah 1-7 sampai 4 rakaat, jadi jumpah semuanya 300 tasbih


Niat Solat Tasbih

أصَلِّي سُنَّةَ التَسْبِيحِ أَرْبَعَ رَكَعَاتٍ لِلهِ تَعالىَ

Sahaja aku sembahyang sunnat tasbih empat rakaat kerana Allah Ta'ala

Surah-surah yang sunat dibaca selepas al-Fatihah

1. Rakaat pertama : Surah at-Takasur
2. Rakaat Kedua : Surah al-Asr
3. Rakaat Ketiga : Surah al-Kafirun
4. Rakaat Keempat : Surah al-Ikhlas



Doa Sunat Sembahyang Tasbih




"Ya Allah, Ya Tuhanku, aku bermohon taufiq daripada Mu seperti mana orang-orang yang telah Engkau beri petunjuk,
dan jadikanlah amalan ini sepertimana amalan ahli yakin, dan jadikan aku dari golongan yang menerima nasihat,
orang-orang yang bertaubat, dan keazaman ku seperti mana orang-orang yang takut.
Dan aku bermohon seperti mana pemohon orang yang suka kepada kebaikan dan beribadah
seperti ibadat orang-orang yang warak. Dan jadikan pengetahuanku ini sebagai ahli-ahli yang berilmu
sehingga aku termasuk ke dalam golongan orang yang takut kepada Engkau. Ya Allah, aku memohon kepadaMu,
jadikan dalam diriku ini perasaan takut yang dapat menghalang aku daripada melakukan maksiat
sehinggalah aku beramal dengan penuh ketaatan kepadaMu sebagaimana amalan
yang aku merasa perlu mendapatkan keredhaanMu dan juga sehingga aku betul-betul ikhlas
dan bertawakal kepadMu dalam setiap perkara, dan aku memohon supaya menjadi orang yang baik sangka
terhadap Engkau Maha Suci Engkau Pencipta Cahaya kebenaran.
Ya Tuhan kami, sempurnakanlah kepada kami cahaya kebenaran, dan ampunilah kami.
Sesungguhnya di atas sesuatu itu Engkau Maha Berkuasa."





SOLAT SUNAT WITIR


Solat Witir adalah salah satu solat sunat yang sangat dituntut untuk dikerjakan.

Hukum solat Witir adalah Sunnat Muakkad. Jumlah maksima solat witir itu ialah 11 rakaat (6 salam), sebaik-baiknya 3 rakaat (2 salam) dan sekurang-kurangnya satu rakaat sahaja.

Di antara fadhilat solat witir ialah :
1. Para malaikat turut menyaksi atas kesungguhan amalannya.
2. Lebih afdhal daripada sunat Rawatib yang lain
3. "Sesungguhnya Allah itu witir (ganjil), dan Dia menyukai witir, maka lazimkanlah solat witir, wahai ahli Al-Quran." Riwayat Abu Daud dan Tirmizi.

Niat Solat Sunat Witir Dua Rakaat

أصَلِّي سُنَّةَ الوِتْرِ رَكَعَتَيْنِ لِلهِ تَعالىَ

"Aku solat sunnat witir dua rakaat kerana Allah Taala"

Niat Solat Sunat Witir Satu Rakaat

أصَلِّي سُنَّةَ الوِتْرِ رَكَعَةً لِلهِ تَعالىَ

Aku solat sunnat witir satu rakaat kerana Allah Taala"

Zikir Selepas Solat Witir

سُبْحَانَ اللَّهُ الْمَلِكِ الْقُدُّوسِ



Dibaca tiga kali sebelum membaca doa :

Doa Solat Witir



"Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung dengan keredhaanMu daripada kemurkaanMu,
dan aku berlindung dengan kemaafanMu daripada balasanMu,
dan aku berlindung denganMu seperti pujiMu sendiri ke atas diriMu.
Maka segala pujian dan sanjungan sehingga Engkau redhai."




SOLAT SUNAT ISTISQA'





Solat Istisqa' dilakukan supaya Allah menurunkan hujan dan menghilangkan kemarau yang panjang. Ia biasanya dilakukan ketika mengalami kemarau yang panjang di mana tanaman dan binatang ternakan boleh mati kebuluran. Manusia sendiri mengalami kepayahan yang amat sangat kerana air yang terbatas.

Tindakan yang perlu dilakukan ialah :

1. Puasa selama tiga hari, sambil itu bertaubat kepada Allah dengan meninggalkan segala dosa dan kezaliman.

2. Pada hari yang keempat, semua penduduk disuruh keluar dengan berpakaian sederhana menuju ke tanah lapang. Binatang ternakan juga perlu dibawa bersama.

3. Solat Sunat Istisqa' sebanyak 2 rakaat. Pada rakaat pertama sesudah membaca surah al-Fatihah bacalah Surah Sabbihisma Rabbikal A’la, dengan suara nyaring. Dan pada rakaat kedua pula dibaca surah Hal Ataaka Hadithul Ghasyiah.

4. Khatib membaca dua khutbah, pada khutbah yang pertama dimulai dengan membaca Istighfar 9 kali dan pada khutbah kedua pula dimulai dengan 7 kali istighfar.

NIATNYA

أصَلِّي سُنَّةَ الإِسْتِسْقَاءِ رَكَعَتَيْنِ لِلهِ تَعالىَ

Sahaja aku menunaikan solat ististiqa’ 2 rakaat kerana Allah Taala.


DOA SOLAT ISTISTIQA’


الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ مَلِكِ يَوْمِ الدِّينِ. لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَفْعَلُ مَا يُرِيدُ اللَّهُمَّ أَنْتَ اللَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ الْغَنِيُّ وَنَحْنُ الْفُقَرَاءُ أَنْزِلْ عَلَيْنَا الْغَيْثَ وَاجْعَلْ مَا أَنْزَلْتَ لَنَا قُوَّةً وَبَلَاغًا إِلَى حِينٍ

“Segala puji bagi Allah pemelihara alam semesta, Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Raja hari kiamat, tiada Tuhan selain Allah, Yang berbuat menurut kehendak-Nya. Ya Allah, Engkaulah Allah yang tiada Tuhan selain-Mu. Engkaulah Maha Kaya, sedangkan kami adalah papa, turunkanlah kepada kami hujan, dan jadikanlah apa yang Engkau turunkan itu menjadi bekal sampai beberapa lama. Riwayat Abu Daud.

اللَّهُمَّ أَغِثْنَا اللَّهُمَّ أَغِثْنَا اللَّهُمَّ أَغِثْنَا

Ya Allah siramilah kami, Ya Allah siramilah kami, Ya Allah siramilah kami” Riwayat Muslim

اللَّهُمَّ اسْقِنَا غَيْثًا مُغِيثًا مَرِيئًا مَرِيعًا نَافِعًا غَيْرَ ضَارٍّ عَاجِلًا غَيْرَ آجِلٍ

“Ya Allah siramilah kami dengan hujan yang menyuburkan dan yang baik kesudahannya yang bertapis-tapis yang memberi manafaat tidak memberi mudharat segera tidak berlambat-lambat” Riwayat Abu Daud.

اللَّهُمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهِيمَتَكَ وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ وَأَحْيِ بَلَدَكَ الْمَيِّتَ

“Ya Allah siramilah hambaMu dan haiwan-haiwan ternakanMu dan sebarkanlah rahmatMu dan hidupkanlah negeriMu yang mati” Riwayat Malik dan Abu Daud.




SOLAT SUNAT TAUBAT


Solat ini dilakukan sebagai tanda kita bertaubat kepada Allah. Tiada waktu yang tertentu ditetapkan, boleh dilakukan pada bila-bila masa sahaja apabila seseoarng itu rasa menyesal dan ingin bertaubat kepada Allah. Seelok-eloknya setelah kita melakukan istighfar, munajat, muhasabah diri...dan bertaubat kepada Allah di tengah malam yang sunyi.. kemudian disusuli dgn solat tahajjud dsb...

Digalakkan utk dilakukan dalam bulan-bulan haram iaitu Muharram, Rejab, Syaaban dan Ramadhan. Boleh dilakukan sebanyak 2 rakaat @ lebih.

Lafaz Niat

أصَلِّي سُنَّةَ التَوبَةِ رَكَعَتَيْنِ لِلهِ تَعالىَ

Sahaja Aku solat sunat taubat 2 rakaat kerana Allah SWT

Setelah membaca surah al-Fatihah, bacalah surah al-Kafirun di rakaat pertama dan di rakaat kedua pula Surah al-Ikhlas sebanyak 3 kali.


Doa Sujud terakhir rakaat kedua.

لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنْتُ مِنْ الظَّالِمِينَ. فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ

Tiada Tuhan melainkan Engkau, sesungguhnya aku telah menzalami diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak.
Maka tiada siapa yang dapat mengampuni dosaku melainkan Engkau.

Istighfar-Istighfar

1. 100 kali

أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ

Aku memohon keampunan Allah yang Maha Besar, tiada Tuhan melainkan Allah, Dialah yang Maha Hidup, Maha berdiri sendiri dan aku bertaubat kepadaNya.

2. Tiada had

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ الْعَظِيمِ

Tiada keupayaan (untuk mentaati perintahMu) dan tiada kekuatan (untuk menjauhi laranganMu) melainkan dengan keizinan Allah yang Maha Besar.

3. Ataupun dengan istighfar dan taubat yang ringkas ini

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَتُبْ عَلَيَّ

Ya Allah, ampunilah aku dan terimalah taubatku.

Doa Taubat




أَسْتَغْفِرُ اللَّهَ الْعَظِيمَ الَّذِي لَا إِلَهَ إِلَّا هُوَ الْحَيَّ الْقَيُّومَ وَأَتُوبُ إِلَيْهِ تَوْبَةٍعَبْدٍ ظَالِمٍ لاَ يَمْلِكُ لِنَفْسِهِ ضَرًّا وَلَا نَفْعًا وَلَا مَوْتَا وَلَا حَيَاةً وَلَا نُشُوْرَا

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ وَأَنَا عَلَى عَهْدِكَ وَوَعْدِكَ مَا اسْتَطَعْتُ أَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا صَنَعْتُ أَبُوءُ لَكَ بِنِعْمَتِكَ عَلَيَّ وَأَبُوءُ لَكَ بِذَنْبِي فَاغْفِرْ لِي فَإِنَّهُ لَا يَغْفِرُ الذُّنُوبَ إِلَّا أَنْتَ




Kredit to: http://www.tayibah.com/eIslam/solatsunat.htm#SOLAT_SUNAT_TAHAJJUD

Solat Tahajud Perlukah Tidur Dulu?

Wednesday, December 17, 2008

Assalamualaikum w.r.t Ustaz,

Saya mempunyai kemusykilan dalam perkara solat tahajjud. Ada sesetengah buku mengatakan bahawa solat tahajjud hanya boleh dibuat setelah tidur selepas solat isyak (samada lama atatu sekejap) , jika tak tidur tidak digolongkan di dalam golongan solat tahajud manakala ada sesetengah pendapat dalam buku lain pula mengatakan selepas solat Isyak boleh diteruskan solat tahajjud.
Boleh tak ustaz mengulas perkara ini dan kalau tidak menjadi keberatan, bolehkah ustaz memberi penjelasan cara solat tahajjud rasullulah s.a.w serta para sahabat atau ulama/imam yang terkenal dan kelebihan2nya?

terima kasih saya ucapkan terlebih dahulu

wassalam.


Jawapan
Terima kasih kerana masih terus menjadikan aL-Ahkam online sebagai rujukkan anda. Alhamdulillah inilah jawapannya:

(1)
Firman Allah Taala:
"Hendaklah engkau gunakan sebahagian waktu malam itu untuk sembahyang tahajjud, sebagai sembahyang sunat untuk dirimu, mudah-mudahan Tuhan akan membangkitkan engkau dengan kedudukkan yang baik." (al-Isra':79)
Sabda Rasulullah s.a.w.:
"sebaik-baik sembahyang selepas sembahyang fardu ialah sembahyang sunat malam." (riwayat Muslim)


Terlalu banyak fadilat dan kelebihan sembahyang tahajud. Ini kerana tahajud merupakan suatu amalan yang sukar dilakukan. Walaupun bilangan rakaatnya (paling kurang) hany dua sahaja tetapi tidak semua orang mampu melakukan. Apatah lagi waktunya adalah pada waktu malam dan selepas tidur. oleh itu Allah dan RasulNya menjanjikan ganjaran yang besar terhadap mereka yang sanggup melepaskan selimutnya semata-mata untuk mengerjakan tahajjud.

(2)
Definasi tahajjud: Sembahyang sunat pada waktu malam selepas tidur (Rujuk definasi ini pada kitab-kitab mazhab Syafi'i)

Hukum tahajjud: para ulamak telah ijmak mengatakannya sebagai sunat. Dan ia pernah diwajibkan pada permulaan Islam. Bagi orang-orang yang telah biasa melakukan tahajjud, makruh hukumnya meninggalkan tahajjud.

Waktu mengerjakan tahajjud: Selepas Isyak & selepas tidur. Dan, yang paling afdal ialah mentakhirkan sembahyang ini.

Menurut Imam al-Nawawi di dalam Minhaaj al-Thalibin, makruh mengerjakan sembahyang tahajud seluruh malam secara berterusan (Berjaga setiap malam mengerjakan tahajud). Syeikh Muhamad al-Khatib al-Syarbini menjelaskan perkataan al-Nawawi dengan katanya: "Makruh mengerjakan tahajud pada waktu malam yang dapat memudaratkan. Dari itu berjaga utk bertahajud seluruh malam setiap hari tergolong dalam kategori ini. Alasannya ialah, sabda Rasulullah s.a.w. yang diriwayatkan oleh Bukhari & Muslim:
Rasulullah s.a.w. bertanya kepada Abdullah bin Amru bin al-Ash: Tidakkah aku diberitahu bahawa engkau berpuasa disiang hari dan berdiri (solat) diwaktu malam? Abdullah menjawab: Bahkan wahai Rasulullah. Baginda s.a.w. bersabda: Jangan lakukan. Berpuasalah dan berbukalah. Berdirilah (malam & bersolat) dan tidurlah. Sesungguhnya jasadmu juga mempunyai haknya.....al-hadis."

Al-Khatib al-Syarbini menyambung lagi: "Kerana berjaga malam secara berterusan dapat memudaratkan tubuh badan. Ia juga menyebabkan seseorang itu tidak dapat berjaga pada waktu siang. Ini akan membuatkan maslahat dunia dan agamanya pada waktu siang terlepas." (Al-Mughni al-Muhtaj, vol 1, halaman 228)

Dimakruhkan juga mengkhususkan malam Jumaat untuk mengerjakan Tahajud. Maksudnya, kita mengkhususkan sembahyang tahajjud hanya pada malam Jumaat sahaja.

Orang yang hendak bertahajud disunatkan ber'qailulah'. Iaitu tidur sedikit sebelum tergelincir matahari. Qailulah samalah seperti sahur untuk orang yang berpuasa. Sabda Rasulullah s.a.w:
"Mintalah pertolongan dari qailulah untuk berdiri (solat) pada waktu malam."
Maknanya, qailulah dapat membantu untuk tahajud.

Bilangan rakaat tahajud: Sekurang-kurangnya dua rakaat dan sebanyak-banyaknya tiada had. Tetapi ada pendapat lain yang mengatakan, sebanyak-banyaknya 12 rakaat (rujuk Fathul Mu'in, bihamish I'anah al-Thalibin, vol 1, hal. 269)

(3)
Masalah saudara, tahajud: perlu tidur dahulu atau tidak?
Sebagaimana penjelasan di atas, bahawa definasi tahajud sahaja sudah menggambarkan ia hendaklah dikerjakan selepas tidur.

Jika begitu sudah tentu akan timbul satu persoalan lain--> Jika saya tidak tidur (kerana sebab-sebab tertentu), bermakna saya tidak dapat melaksanakan tahajud. Akan terlepaslah saya dari memperolehi fadilat tahujud yang besar itu...

Penyelesaiannya begini --> Terdapat beberapa solat yang dikategorikan di dalam 'sembahyang malam'. Iaitu sembahyang witir, sembahyang tahajud dan sembahyang sunat mutlak waktu malam.

Sembahyang sunat mutlak waktu malam: Sembahyang sunat mutlak ialah sembahyang yang dikerjakan tanpa sempena apa-apa. Niatnya, "sahaja aku mengerjakan sembahyang sunat mutlak 2 rakaat kerana Allah Taala."

Sembahyang ini juga tidak kurang besar fadilatnya. Saya nukilkan lagi secara bebas tentang kelebihan dari kitab Sabilul Muhtadin, vol 2, hal. 19, 20 & 21:

Sembahyang sunat mutlak pada waktu malam lebih afdal dari sunat mutlak waktu siang.

Sabda Rasulullah s.a.w. :
"Sembahyang yang paling afdhal selepas sembahyang fardu ialah sembahyang (sunat) malam."

Sabdanya lagi:
"Sesungguhnya pada waktu malam ada satu saat di mana tidak dapat oleh seorang lelaki Islam yang memohon kepada Allah akan kebaikan utk urusan dunia dan akhiratnya, melainkan akan diperkenankannya. Saat itu ada pada setiap malam."

Maksudnya, setiap malam ada saat yang dinamakan saat ijabah. Setiap doa yang dipohon pada saat itu akan diperkenankan.

Rasulullah s.a.w. pernah ditanya oleh para sahabat mengenai sembahyang yang paling afdal selepas sembahyang fardu, baginda menjawab:
"Sembahyang pada tengah malam."

Sabda Rasulullah s.a.w. lagi:
"Sembahyang yang paling Allah Taal paling suka ialah sembahyang Nabi Allah Daud a.s., dia tidur pada separuh malam, dia bersembahyang pada sepertiga malam dan tidur pada seperenamnya."

Sabdanya lagi:
Perintah Tuhan turun ke langit dunia pada sepertiga pada waktu tinggal sepertiga yang akhir pada waktu malam, lalu berseru: Adakah orang yang memohon , pasti Aku kabulkan, adakah orang yang meminta pasti Aku akan beri dan adakah yang memohon ampun, pasti Aku akan ampuni baginya sehingga Subuh.

Inilah antara fadilat-fadilat sembahyang malam. Fadilat ini boleh digunakan untuk fadilat tahajud.

(4)
Cara-cara mengerjakan sembahyang tahajud dan sunat mutlak malam.

Niat: Aku sembahyang sunat tahajud dua rakaat kerana Allah Taala.

Kerjakan sembahyang sebagaimana sembahyang sunat lainnya. Dan untuk sembahyang malam ini, disunatkan memperpanjangkan berdiri dari memperbanyakkan sujud, sabda nabi s.a.w,:
"Sebaik-baik sembahyang ialah yang memperpanjangkan berdirinya."

Memperpanjangkan berdiri ialah memperbanyakkan membaca al-Quran. Memperbanyak sujud ialah dengan memperbanyakkan tasbih. Membaca al-Quran lebih baik dari bertasbih.

Selepas mengerjakan sembahyang, hendaklah membaca doa di bawah ini, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Bukhari:

Ya Allah, bagiMu segala puji. Engkaulah penegak langit, bumi dan alam semesta serta segala isinya. BagiMulah segala puji. Pemancar cahaya langit dan bumi. bagimulah segala puji. Engkaulah yang haq, janjiMu adalah benar, pertemuanMu adalah benar, firmanMu adalah benar, syurgaMu adalah benar, nerakaMu adalah benar, Nabi-nabi adalah benar, Muhamad s.a.w. adalah benar dan kiamat adalah benar. Ya Allah kepadaMulah aku berserah diri, kepada Engkaulah kami kembali, kepada Engkaulah kami merindu, kepada Engkaulah kami berhukum. Ampunilah kami atas kesalahan yang telah kami lakukan dan yang sebelumnya, baik yang kami sembunyikan atau yang kami nyatakan. Engkaulah Tuhan yang terdahulu dan Tuhan yang terakhir. Tiada Tuhan melainkan Engkau Allah Rabbul Alamin. Tiada daya dan kekuatan melainkan dengan Allah.

Selepas berdoa, perbanyakkanlah mengucap istighfar, antara istighfar yang dianjurkan serta sabit dengan hadis yang sahih ialah Saiyidul Istighfar (Penghulu Istighfar):

Ya Allah, Engkaulah Tuhan kami, tiada Tuhan melainkan Engkau, yang menjadikan kami, dan kami adalah hambaMu, dan kamipun dalam ketentuanMu serta janjiMu sedapat yang kami lakukan. Kami memohon perlindunganMu daripada kejahatan apa yang kami lakukan, kami mengakui kenikmatan yang telah Engkau limpahkan kepada kami dan kami juga mengakui akan dosa kami, keran itu berikanlah keampunan kepada kami, sesungguhnya tidak ada yang memberi pengampunan kecuali Engkau.


Sembahyang sunat mutlak, eloklah dilakukan dua rakaat, dua rakaat.. sehingga berapa banyak yang disukai. Selepas itu bolehlah membaca doa dan istighfar di atas.

Wallahu a'lam.

Rujukan:
1. Fathul Wahab - Syeikhul Islam Zakaria al-Ansori, vol 1
2. Minhaj al-Thalibin - Imam al-Nawawi
3. Mughnil Muhtaj - Syeikh Muhamad alKhatib al-Syarbini, vol 1
4. Al-Feqhul Islami Wa adillatuh - Dr Wahbah al-Zuhaili, vol 2 *
5. Sabilul Muhtadin - Syeikh Muhamad Arshad al-Banjari vol 2**
6. I'anah al-Thalibin - Syeikh Muhamad Satha al-Dimyathi vol 1
7. Fathul Mu'in - Syeikh Zainudin al-Malbari*
Posted by aizuddin at 3:43 AM

p/s:Kredit to :http://soalsolatumum.blogspot.com/2008/12/solat-tahajud-perlukan-tidur-dulu.html
Dari 'Uqbah bin 'Amir Al Juhani r.a., katanya:

ثَلَاثُ سَاعَاتٍ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْهَانَا أَنْ نُصَلِّيَ فِيهِنَّ أَوْ أَنْ نَقْبُرَ فِيهِنَّ مَوْتَانَا حِينَ تَطْلُعُ الشَّمْسُ بَازِغَةً حَتَّى تَرْتَفِعَ وَحِينَ يَقُومُ قَائِمُ الظَّهِيرَةِ حَتَّى تَمِيلَ الشَّمْسُ وَحِينَ تَضَيَّفُ الشَّمْسُ لِلْغُرُوبِ حَتَّى تَغْرُبَ

"Ada tiga waktu yang Rasulullah SAW melarang kita solat atau menguburkan jenazah pada waktu-waktu tersebut. Pertama, saat matahari terbit hingga ia agak meninggi. Kedua saat matahari tepat berada di pertengahan langit (tengah hari tepat) hingga dia telah condong ke barat. Ketiga, saat matahari hampir terbenam sehingga dia telah tenggelam sama sekali."

H.R Muslim

Thursday 11 August 2011

Doa perlindungan untuk anak-anak

Rasulullah s.a.w telah berdoa untuk perlindungan Hasan dan Husain (cucunya) dengan membaca:


Aku minta perlindungan bagi kamu berdua dengan kalimah-kalimah Allah yang sempurna daripada setiap syaitan, binatang yang berbisa dan bencana ain (pandangan mata yang menimpakan penyakit).

~Doa Mustajab~


Petua daripada Rasulullah s.a.w. untuk mencapai doa mustajab:-

1. Anas bin Malik meriwayatkan bahawa Rasulullah bersabda: "Doa antara azan dan iqamat tidak akan ditolak."

2. Sesungguhnya Rasulullah bersabda: "Allah akan turun ke langit dunia setiap malam iaitu sepertiga malam yang terakhir, seraya berfirman: "Sesiapa yang berdoa kepada-Ku, maka aku akan menerima permintaannya dan sesiapa yang meminta keampunan daripada-Ku maka Aku akan mengampuninya.

3. Abu Hurairah meriwayatkan bahawa Rasulullah bersabda: "Tiga orang yang tidak ditolak doanya iaitu pemimpin yang adil, orang berpuasa ketika dia berbuka dan orang yang dianiaya. Allah mengangkat doa-doa itu ke awan dan pintu-pintu langit dibuka."

4. Ibnu Abbas meriwayatkan bahawa Rasulullah bersabda: "Aku dilarang membaca al-Quran ketika sujud dan rukuk. Waktu yang paling dekat antara hamba dan Tuhan-Nya adalah ketika sujud, maka perbanyakkanlah doa ketika itu."

5. Hadis Abu Hurairah r.a, Nabi s.a.w bersabda: "Jika kamu mendengar ayam jantan berkokok, pohonlah kurnia daripada Allah kerana sesungguhnya binatang itu melihat malaikat. "Jika kamu mendengar keldai memekik, pohonlah perlindungan daripada Allah daripada godaan syaitan kerana binatang tersebut melihat syaitan."

6. Ubadah bin As-Shamit berkata bahawa Nabi Muhammad s.a.w bersabda: "Sesiapa yang bangun pada malam hari dan mengatakan atau berdoa, doanya akan dimakbulkan. "Apabila beliau berwuduk (dan mengerjakan solat malam), solatnya akan diterima Allah."

7. Ata bin Abi Rabah berkata: "Telah sampai padaku bahawa Rasulullah bersabda: "Sesiapa yang membaca surah Yasin pada permulaan hari maka segala hajatnya akan dipenuhkan."

8. Hadis daripada Abu Hurairah, Rasulullah bersabda: "Doa seseorang itu akan dikabulkan selagi dia tidak terburu-buru menyebabkan dia berkata: 'Aku berdoa tetapi tidak dimakbulkan.'

9. Hadis daripada Abu Hurairah: Rasulullah memperkatakan mengenai hari Jumaat. Lalu baginda bersabda: "Pada hari Jumaat itu ada suatu saat. Bila mana seorang Muslim dapat menepatinya dalam keadaan sedang berdoa, memohon sesuatu daripada Allah, pasti dia akan dianugerahkan apa yang dipohonnya itu."

Selawat Munjiyat


Kaedah Pengiraan Fidyah

Pengertian Fidyah

Fidyah merupakan bayaran denda yang dikenakan terhadap individu Islam yang tidak dapat mengantikan puasanya di Bulan Ramadhan pada suatu tahun sehingga tiba Ramadhan tahun berikutnya. Bayaran fidyah ini boleh diserahkan kepada orang fakir miskin atau di mana-mana Jabatan Agama Islam Negeri yang menyediakan khidmat bayaran denda fidyah. Hukum membayar fidyah adalah wajib.

Kadar Fidyah

1 hari dendanya 1 cupak beras
1 cupak = 1 mud
bersamaan dengan nilai zakat fitrah semasa dibahagikan 4

RM............./4 = RM.............

Fidyah Tanpa Gandaan

Tidak wajib qada puasa dan wajib bayar fidyah pada tahun tersebut. Contohnya orang yang tidak boleh puasa ialah seperti orang tua yang uzur yang tiada kemampuan untuk puasa, orang yang mempunyai penyakit yang tidak boleh berpuasa dan seumpamanya.

Pengiraan Fidyah Tanpa Gandaan

Seseorang itu meninggalkan puasa pada 5 tahun yang lalu selama 15 hari tanpa diganti puasanya sehingga tiba Ramadhan berikutnya :

15 (Jumlah puasa yang ditinggalkan)
x 5 (Jumlah tahun yang tidak diganti puasa)
x RM 7.50 (Jumlah zakat fitrah semasa)
x 1/4 = RM 140.63

Cara Pengiraan Mudah & Terperinci (Tanpa Gandaan)



Fidyah Dengan Gandaan

Wajib Qada puasa dan wajib bayar fidyah. Contohnya :


1.Orang meninggalkan puasa kerana uzur syar’ie ataupun dengan sengaja.


2.Ibu hamil atau yang masih menyusui anaknya yang takut akan kesihatan anaknya atau takut akan kesihatan dirinya dan janinnya.



Pengiraan Fidyah Dengan Gandaan

Seseorang meninggalkan puasa pada 5 tahun yang lalu selama 15 hari tanpa diganti puasanya sehingga tiba Ramadhan berikutnya :

15 (Jumlah puasa ditinggalkan)
x 15 (Jumlah gandaan bagi 5 tahun)
x RM 7.50 (Jumlah zakat fitrah semasa)
x 1/4 = RM 421.90

Cara Pengiraan Mudah & Terperinci (Dengan Gandaan)


Jadual Kiraan Gandaan Fidyah Puasa